Kamis, 23 April 2009

Bagaimana Etika Terhadap Kawan Lama di Facebook?

Demam facebook sepertinya belum akan (segera) mereda, bahkan sepertinya cenderung menjadi-jadi. Namun, selain banyak manfaat, face book juga bisa jadi sumber permasalahan. Sudah banyak kita tahu, beberapa instansi/perusahaan memblokir face book supaya para pegawai/karyawan mereka tidak fesbuk-an selama jam kerja. Alasannya, FB mengganggu konsentrasi bekerja, menjadikan malas, dan ujung-ujungnya menurunkan produktifitas karyawan/pegawai, yang tentunya bermuara pada menurun pula kinerja lembaga secara keseluruhan.

Selain itu, sebagai situs jejaring sosial, FB rupanya juga bisa menjadi sumber sebuah permasalahn sosial tersendiri. Ada pengalaman sesama anggota FB yang bertengkar di FB karena ngotot-ngototan mempertahankan pendapat masing-masing dalam sebuah forum diskusi di FB. Masalah lain adalah, masalah disharmoni interaksi antar anggota FB karena miskomunikasi.

Saya dan beberapa teman, pernah mengalami masalah disharmoni interaksi di FB ini. Biasanya, kita sangat senang ketika menemukan teman lama di FB, yang memang sudah sangat lama tidak berjumpa dan barangkali selama ini kita cari-cari dan ingin ketahui kabar beritanya. Namun, setelah terjadi proses permintaan jadi teman dan kemudian dikonfirmasi, sering timbul masalah dalam komunikasi selanjutnya.

Bertanya dan berbasa basi dengan teman yang sudah lama tidak berjumpa melalui media FB ini ternyata tidak mudah juga. Suatu ketika, melalui pesan antar dinding seorang teman bertanya pada teman lamanya yang baru ditemukan di FB tentang apa pekerjaannya saat ini. Temannya itu ternyata tidak menjawab. Dan sejak saat itu komunikasi mereka yang baru saja terjalain kembali terputus. Lain kesempatan, juga terjadi komunikasi antar dua teman lama yang juga baru saja saling bertemu di FB. Salah seorangnya bertanya pada yang lain tentang apakah dia sudah dikaruniai anak? Sudah berapa orang anaknya? Yang ditanya ternyata juga tidak merespon, diam, dan setelah itu harapan akan kembali tejalinnya komunikasi akrab dengan sang teman lamapun pupus seketika. Sejak saat itu si teman seolah enggan merespon setiap komunikasi di FB.

Dari pengalaman-pengalaman tersebut, yang menjadi pertanyaan penting adalah, bagaimana harusnya kita berbasa basi dengan teman lama di FB? Topik apa yang harusnya kita tanyakan dan perbincangkan dengan para teman lama kita itu? Kalau dalam komunikasi verbal ketika kita bertemu face to face dengan seorang teman lama, biasanya pertanyaan-pertanyaan basa basi seperti tentang pekerjaan dan keluarga itu sering kita lontarkan. Kenapa dalam dua contoh kasus di atas, pertanyaan serupa itu justru kontra produktif? Apakah di masyarakat kita status pekerjaan, sudah punya anak atau belum, memang sesuatu yang sensitif untuk ditanyakan? Atau barangkali pertanyaan-pertanyaan seperti itu dianggap tendensius? Mohon komentar dan masukan dari teman-teman, supaya FB yang kita cintai ini bisa tetap menjadi penyambung silaturahmi, bukan justru jadi sumber masalah baru yang malah bisa memutus silaturahmi.

Tidak ada komentar: