Kamis, 06 November 2008

MERITOKRATIK (Fareed Zakaria, Barrack Obama, Lewis Hamilton)

Obama menang. Anak Menteng itu menjadi presiden Amerika Serikat yang ke 44. Banyak yang ingin berkomentar soal kemenangan yang sebenarnya sudah dapat diperkirakan sebelumnya itu. Seluruh dunia merasa Obama menang untuk mereka. Dia seolah baru saja terpilih jadi Presiden Dunia.

Tapi saya tidak akan berkomentar berkaitan langsung soal kemenangan Obama sebagai presiden itu. Saya tertarik membahasnya dalam konteks sebagaimana yang ditulis oleh Ahmad Syafi’i Ma’arif (mantan ketua umum PP Muhammadiah – red) dalam kolom resonansi di Harian Republika beberapa hari lalu. Dalam tulisan itu dia membahas mengenai Fareed Zakaria. Seorang kolumnis pada surat kabar berpengaruh di Amerika, NEWSWEEK. Fareed Zakaria adalah seorang keturunan muslim yang berasal dari Haeder Abad India. Sekarang dia menjadi seorang penulis yang amat disegani dunia karena ketajaman pemikiran dan analisa-analisanya mengenai berbagai persoalan dunia. Berbagai artikel dan buku-bukunya sangat diperhitungkan, dirujuk, dan mendunia.

Dunia tidak lagi melihat siapa dia, apa latarbelakang etnisnya, apa agamanya, dan tetek bengek primordial lainnya. Dunia tidak peduli itu. Dunia hanya melihat bagaimana kualitas dirinya, apa pencapaian-pencapaian yang telah diraihnya, karya-karyanya dan prestasi-prestasi lainnya. Berkaitan dengan itu, Ma’arif melihat hal yang sama pada Obama. Dunia tidak melihat Obama sebagai seorang keturunan Afro-Amerika, dunia tidak peduli dia pernah menjalani 4 tahun masa kecilnya di sebuah negara miskin di Asia Tenggara. Dunia hanya melihat kualitas dirinya. Dunia terpukau dengan kharismanya saat berorasi. Pemikiran-pemikirannya soal perubahan menyihir dunia untuk bersimpati padanya.

Menurut Ma’arif, hal tersebut karena tatanan peradaban dunia memang telah benar-benar MERITOKRATIK. Dalam tatanan meritokratik seseorang dihargai hanya karena kualitas pribadinya, tidak peduli apa latar belakang etnis, ras, agama, bahkan budayanya. Saya setuju dengan kesimpulan ini. Saya juga punya contoh yang relevan. Lewis Hamilton. Hamilton adalah seorang warga negara Inggris kulit hitam keturunan Granada. Kalau Obama menjadi presiden kulit hitam pertama Amerika, Hamilton juga orang kulit hitam pertama yang menjuarai balapan mobil paling bergengsi di dunia, F1 (FORMULA ONE). Dalam seri balapan tahun 2008, Hamilton yang masih 23 tahun, dan baru menjalani musim keduanya di F1, menjadi kampiun ditengah persaingan ketat pembalap-pembalap kulit putih yang jauh lebih berpengalaman dan diunggulkan. Saat mulai berkiprah, Hamilton juga masih dipandang sebelah mata oleh pelaku dan penggemar F1. Juga tak jarang ada komentar-komentar bernada rasial dialamatkan kepadanya. Namun, Hamilton mampu membungkam dunia dengan prestasinya. Sekarang duniapun sangat menghargainya. Contoh lain adalah; Tiger Woods. Begitulah tatanan dunia yang MERITOKRATIK.

Tidak ada komentar: