Selasa, 10 Juni 2008

Kenapa Laki-Laki Cenderung Mendua?

Kenapa laki-laki cenderung tertarik tidak hanya pada satu orang lawan jenis? Jawabannya hanya satu, karena hormon testosteron yang mengalir dalam darah mereka. Dorongan hormon testosteron itu benar-benar menggerakkan perilaku laki-laki sebagai pejantan, sebagaimana halnya hewan berjenis kelamin jantan. Itu kodrati lho. Muncul dalam bentuk naluri, sebagaimana nalurinya kaum perempuan yang selalu ingin tampak menarik dengan cara berdandan atau mempercantik diri, ya kan? Nah, gimana kita bisa "membunuh" naluri yang secara kodrat memang dibenamkan tuhan dalam raga kita? Bisa dibayangkan, gimana kalau perempuan dilarang mempercantik diri? gak mungkin kan? Nah, begitu juga dengan laki-laki. Gak mungkin laki-laki itu dilarang tertarik dengan banyak perempuan, karena itu naluri. Masalahnya, masyarakat telah sepakat, bahwa secara normatif, laki-laki yang tertarik pada banyak perempuan dianggap "bad guys". Itu cuma masalah norma yang terlanjur disepakati oleh masyarakat. Ingat, ada juga lho norma tertentu yang menganggap perempuan yang suka mempercantik diri itu salah, padahal itu nalurinya perempuan.

Oleh karena itu, dengan sifat kodrati dasar yang sama pada setiap laki-laki tersebut, maka faktor sosiallah selanjutnya yang menentukan. Norma, nilai, agama kemudian melahirkan konsep penilaian masyarakat bagaimana seharusnya seorang laki-laki itu bersikap dan bertindak sebagai laki-laki, sebagai "pacar", sebagai suami.

Ada laki-laki yang karena tersosialisasi (ini konsep sosiologi, dalam artian terbentuk kepribadiannya melalui proses sosial yang panjang) dalam suatu lingkungan sosial tertentu, menyebabkan dia jadi seorang laki-laki yang cendrung "penakut". Maka jadilah dia sebagai laki-laki yang dengan sekuat tenaga "mengkebiri" naluri kelaki-lakiannya. Oleh masyarakat mereka diberi label: pria setia, suami bertanggungjawab, dll.

Ada laki-laki yang karena tersosialisasi dalam lingkungan sosial tertentu, menyebabkan dia berani coba-coba bertoleransi dengan naluri pejantannya tadi. Mereka jadi laki-laki yang suka coba-coba menggoda lawan jenis, suka coba-coba memancing lawan jenis, berselingkuh, jajan ke PSK dll (celakanya banyak juga lawan jenis yang dengan sadar mau meladeni, maka gayung bersambutlah naluri pejantan tadi). Tapi uniknya, laki-laki tipe ini gak otomatis menjadikan mereka sebagai orang jahat, orang tidak bertanggung jawab, dll. Ada yang tetap berhasil jadi "suami dan ayah yang baik". bahkan laki2 tipe ini bisa saja jauh lebih baik dibanding laki-laki tipe pertama tadi dalam dimensi kehidupan sosial yang lain. Buktinya, laki-laki pelaku sex bebas, mungkin saja lebih peduli mengenai kemiskinan, lingkungan, dll, dibanding dengan laki-laki yang mati-matian mengkebiri naluri pejantannya.

Ada laki-laki yang karena tersosialisasi dalam lingkungan sosial tertentu, menyebabkan dia jadi laki-laki yang memperturutkan hasrat pejantannya. Mereka menjadi laki-laki yang ignorant terhadap pasangan tetapnya, ignorant terhadap keluarganya, terhadap lingkungan sosialnya, dll. Mereka juga secara significant terpengaruh negatif oleh dorongan hasrat pejantannya itu. Mereka jadi semacam public enemy. Mereka inilah yang dimasyarakat dikenal sebagai tukang kawin cerai hanya karena motif sex, tukang perkosa, pelaku sex bebas yang serampangan, dll.

Ada juga laki-laki yang karena tersosialisasi dalam lingkungan sosial tertentu, berupaya mencari pembenaran-pembenaran agar dia dapat memenuhi naluri pejantannya. Mereka mau memenuhi hasrat pejantannya dengan cara yang legal bahkan kalau bisa pemenuhan hasrat pejantannya itu dianggap mulia. Dengan berdalih ajaran norma tertentu membenarkan bahkan menganjurkan itu, maka puaslah mereka mereguk kenikmatan untuk memenuhi hasrat pejantannya itu.

Intinya, semua laki-laki sama... mereka memiliki naluri dasar sebagai pejantan yang tertarik pada banyak lawan jenis.. lingkungan sosiallah yang membedakan bagaimana laki-laki memperlakukan nalurinya itu..

Nah... laki-laki tipe manakah kita??

2 komentar:

Sudradjat mengatakan...

Dear Arfizon
Hormon testosteron juga akan berkurang kalau kita kurang makan kolesterol. Tanpa kolesterol kita tak bisa ereksi, kurang asupan kolesterol binaragawan tak bisa membuat otot.
Kalau anak anda jarang diberi asupan telur, yang kaya kolesterol, otaknya juga tidak berkembang.Selain itu ada zat yang bernama choline dalam telur yang mencerdaskan otak kita.
Semua yang saya tulis ada dasarnya.Wasalam

Arfizon, S.Sos., M.Hum. mengatakan...

Terimakasih atas komentar-komentar anda yang berbobot, Bung Sudradjat.
Pengetahuan anda tentang kesehatan luas sekali.. Komentar-komentar anda telah memberi warna ilmiah pada blog saya ini, yang sebenarnya tulisan2 didalamnya ditulis hanya berdasarkan common sense saja..sama sekali jauh dari kadar ilmiah..