Kamis, 12 Juni 2008

Kunjungan Ke Lokasi TUL Asam Kandis Lubuk Alung.

(Melestarikan Rahasia Nikmatnya Cita Rasa Masakan Urang Awak)

Tanggal 18 Maret 2008 lalu, Tim dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Agam Kuantan (salah satu Unit Pelaksana Teknis Dephut, tempat saya bekerja) mengunjungi lokasi kegiatan Pembuatan Tanaman Unggulan Lokal (TUL) Asam Kandis (Garcinia Xanthochymus) di Jorong Salibutan Nagari Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Kelompok Tani Sepakat diatas lahan seluas 50 Ha dengan menggunakan anggaran GNRHL BPDAS Agam Kuantan tahun 2007. Kunjungan kali ini bertujuan untuk membuat dokumentasi audio visual mengenai kegiatan dimaksud, sekaligus memantau kondisi terakhir pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Dari hasil kunjungan tersebut banyak hal menarik yang dapat disampaikan. Antara lain: Kelompok Tani Sepakat sebagai pelaksana kegiatan, sangat antusias melaksanakan program pembuatan tanaman TUL di jorong mereka tersebut. Ini antara lain terlihat dari besarnya perhatian dan inisiatif dari kelompok agar tanaman bisa tumbuh dengan baik.

Di lokasi kegiatan, petani mengamati bahwa tanaman yang berada dibawah naungan tumbuh lebih baik dibanding tanaman yang ditanam di tempat terbuka. Menyadari kondisi itu, anggota kelompok berinisiatif untuk membuat naungan bagi tanaman yang berada pada tempat terbuka. Naungan dibuat secara sederhana dengan memagari tanaman dengan ranting-ranting pohon dan dibagian atasnya ditutupi dengan ranting-ranting pohon yang berdaun. Hasilnya tidak sia-sia, tanaman tumbuh lebih subur dibanding sebelum diberi naungan. Hal ini tentu sangat menggembirakan. Dari sisi kelembagaan, salah satu tolok ukur keberhasilan kelompok tani adalah terciptanya tata nilai yang positif untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan fisik kegiatan. Dan adanya perhatian yang besar dan inisiatif dari Kelompok Tani Sepakat untuk berbuat yang terbaik terhadap tanaman yang telah mereka tanam, menunjukkan bahwa telah tercipta tata nilai yang positif pada kelompok tani tersebut untuk melaksanakan kegiatan secara sungguh-sungguh.

Dari keterangan anggota kelompok tani juga terungkap, bahwa semenjak dahulu kaum ibu di sekitar lokasi kegiatan TUL ini terbiasa menyimpan sampai jumlah beberapa puluh kilogram buah asam kandis yang sudah dikeringkan. Sambari ke sawah/ladang ibu-ibu tersebut memungut dan mengumpulkan buah asam kandis yang sudah masak dan jatuh dari batangnya. Kemudian dijemur hingga kering dan disimpan. Tujuannya adalah sebagai “tabungan” untuk kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya mendesak. Buah Asam Kandis yang sudah dikeringkan tahan disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa berkurang kualitasnya dan sewaktu-waktu bisa dijual. Buah yang merupakan salah satu resep rahasia cita rasa masakan Minang, yang dikumpulkan oleh kaum ibu itu, berasal dari pohon-pohon asam kandis yang memang merupakan tanaman endemic dan banyak tumbuh secara alami disekitar Jorong Salibutan.

Selain itu, kayu dari batang pohon asam kandis juga dapat dimanfaatkan, baik untuk material bangunan ataupun keperluan lainnya. Selain karena batangnya lurus, kayunya juga keras dan berkualitas baik. Kualitas kayunya akan semakin baik apabila diberi perlakuan tertentu terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan. Disekitar lokasi kegiatan memang banyak terlihat masyarakat memanfaatkan kayu yang berasal dari pohon asam kandis untuk membangun rumah atau untuk keperluan lain yang membutuhkan kayu.

Hanya dengan memanfaatkan pohon asam kandis yang berasal dari pohon yang tumbuh alami saja, masyarakat setempat telah merasakan manfaatnya dalam membantu perekonomian mereka. Namun, karena selama ini tidak pernah dibudidayakan, sementara pemanfaatannya terus berlangsung (baik buah maupun kayunya), maka keberadaan asam kandis mulai terasa berkurang, kalau tidak bisa dikatakan mulai langka. Dengan latar belakang kondisi tersebut, BPDAS Agam Kuantan berinisiatif memfasilitasi Program Pengembangan Tanaman Unggulan Lokal ini. Dengan adanya kegiatan budidaya ini, diharapkan di masa yang akan datang asam kandis akan makin berperan dalam meningkatkan taraf kehidupan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat yang melaksanakan kegiatan. Sehingga dapat menjadi contoh dan motivasi bagi kelompok masyarakat lain untuk melaksanakan kegiatan serupa secara swadaya. Dengan demikian akan tercapai maksud dan tujuan dari fasilitasi yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu, munculnya swadaya masyarakat untuk merevitalisasi potensi tanaman unggulan lokal, yang akan memberi efek perbaikan lingkungan karena manfaatnya terhadap konservasi lahan, serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat tani hutan, karena nilai ekonomi yang dihasilkan oleh tanaman itu sendiri.

Tidak ada komentar: