Jumat, 12 September 2008

Persepsi

Barangkali setiap individu ingin dipersepsikan positif oleh individu-individu lain pada berbagai lingkungan sosialnya. Orang akan merasa bangga jika merasa dirinya dipersepsikan positif oleh orang lain. Karena persepsi positif tersebut akan berujung dengan perolehan pengakuan atas kapabilitas dirinya, pujian, penghargaan, dan lain-lain, yang keseluruhannya itu mampu mengisi kebutuhan batin seorang manusia akan eksistensi diri. Sebuah kebutuhan pada hierarki tertinggi bagi seorang manusia.

Tentu sangat membanggakan, jika kita memperoleh persepsi positif dari lingkungan, dan sepanjang tidak berlebihan, tidak ada yang salah dengan rasa bangga itu. Namun, tentunya jika persepsi tersebut memang sesuai dengan kenyataan apa adanya yang memang ada pada diri kita.

Namun sebaliknya, akan menjadi beban yang teramat berat, jika persepsi positif tersebut sebenarnya tidak terlalu tepat, atau malah berlebihan, dialamatkan pada diri kita. Karena bisa jadi persepsi positif tersebut kita dapat karena kesimpulan orang lain tentang diri kita terlalu prematur, kurang dasar pertimbangan, atau bahkan karena sebuah kamuflase yang sengaja maupun tidak sengaja kita tampilkan. Atau bisa saja orang memberi persepsi positif tentang diri kita secara pukul rata. Kita dianggap/dinilai positif untuk semua hal, hanya karena beberapa hal yang telah kita lakukan kebetulan sangat memuaskan dan bernilai positif bagi orang-orang yang menilainya. Seperti seorang bawahan yang kebetulan berhasil membuat puas atasannya karena telah mengerjakan beberapa tugas dari atasannya tersebut dengan baik, sehingga sang atasan berkesimpulan si bawahan ini adalah seorang staf yang handal. Padahal belum tentu demikian.

Nah, saat ini saya sedang mengalami kondisi tersebut. Persepsi positif lingkungan terhadap saya, saya rasa sangat berlebihan. Orang-orang terlalu over estimate terhadap diri saya, dalam segala hal. Ini membebani saya. Karena ada ekspektasi yang berlebihan dari lingkungan terhadap diri saya. Harusnya saya bisa menyikapinya secara positif. Yaitu dengan menjadikannya sebagai salah satu energi pendorong agar apa-apa yang dipersepsikan positif oleh orang-orang itu, benar-benar mampu saya lakukan dan benar-benar menjadi sesuatu yang inheren dengan diri saya. Namun, itulah. Bagi saya itu cuma menjadi beban yang kadang berpengaruh negatif pada ritme hidup saya. Karena terkadang menyebabkan kita seolah terpenjara untuk harus bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan persepsi dan ekspektasi orang terhadap diri kita. Kita tidak bisa lagi menjadi diri kita yang sebenarnya dan apa adanya secara utuh. Ya...mungkin memang benar juga syair lagunya Ahmad Albar, bahwa dunia ini, panggung sandiwara.....

Atau barangkali kita juga sering salah mempersepsikan apa sebenarnya persepsi orang tentang diri kita...? Sehingga kita merasa harus bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan persepsi kita mengenai apa persepsi orang terhadap diri kita? Hmmm... rumit dan tidak sederhana bukan? Pantas saja terori-teori berbasis paham interaksionisme simbolik terasa begitu abstrak untuk dipahami dibangku kuliah dulu.....kadang terasa terlalu absurd..

1 komentar:

AMISHA mengatakan...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut