Selasa, 23 September 2008

Lebaran... lebaran... lebaran

Lebaran…lebaran…lebaran… Yah, saban tahun, lebaran seolah menjadi orientasi hidup setiap orang Indonesia yang mengaku beragama Islam. Bagi para perantau, mereka bekerja keras sepanjang tahun, menabung, dan uangnya itu nanti akan dipakai untuk mudik dan dihabiskan di kampung saat lebaran. Yang bukan perantau, atau perantau yang memutuskan tidak perlu mudik, kondisinya sama saja. Lebaran jadi tujuan segala upaya untuk mengejar simbol-simbol kehidupan duniawi. Mereka merenovasi rumah dengan target sudah harus rampung saat lebaran. Membeli berbagai macam jenis perabotan rumah untuk lebaran. Kredit motor untuk dipakai lebaran. Beli mobil untuk jalan-jalan dan pamer saat lebaran. Memborong berbagai bahan makanan untuk keperluan selama lebaran. Belanja kebutuhan sandang untuk tampil gaya saat lebaran. Pokoknya semua berorientasi untuk lebaran.

Anak-anak kita juga terlanjur kita budayakan untuk berorientasi lebaran. Mereka diajari puasa dengan iming-iming akan dibelikan berbagai barang untuk kebutuhan lebaran; sepatu/sendal baru, beberapa pasang pakaian, mainan, handphone, play station, dan macam-macam lagi.

Orientasi terhadap lebaran ini bukan fenomena sumir. Ia memiliki implikasi sangat besar. Bahkan pada sistem keuangan negara. Tak percaya? Buktinya, oleh pemerintah gaji PNS saja terpaksa dimajukan pembayarannya. Gaji untuk Bulan Oktober 2008 dibayarkan tanggal 25 September 2008. Katanya supaya bisa dimanfaatkan oleh para PNS untuk kebutuhan lebaran. Di kantor-kantor instansi pemerintah, orientasi lebaran ini juga sangat mempengaruhi irama pelaksanaan anggaran. Para bendaharawan didorong oleh para pelaksana proyek untuk segera mencairkan pos-pos anggaran yang sekiranya bisa dimanfaatkan dulu oleh pegawai dikantor bersangkutan untuk keperluan lebaran. Para pegawai diberi Surat Perintah Tugas untuk melaksanakan perjalanan dinas. Tujuannya apa lagi kalau bukan untuk menambah penghasilan untuk kebutuhan lebaran. Soal apakah perjalanan dinas itu relevan atau tidak, soal bagaimana pelaksanaan pekerjaan dan bagaimana outputnya nanti, itu urusan belakangan, setelah musim lebaran usai!! Yang jelas sekarang lebaran dulu!!

Lebaran juga menggerakkan sektor riil, sekaligus juga mendongkrak inflasi karena para pedagang komoditas tertentu berlomba-lomba menaikkan harga untuk menangguk untung yang jauh lebih besar untuk kebutuhan lebaran. Selain itu perilaku konsumtif menjelang lebaran juga banyak memaksa masyarakat menjual/menggadaikan barang-barang berharga milik mereka.

Lebaran juga mendorong para perampok, penjambret, pencopet, penipu, dan para kriminal lainnya, untuk meningkatkan intensitas aksi mereka. Tujuannya tentu saja untuk memperoleh “penghasilan” lebih untuk kebutuhan lebaran.

Para gelandangan, pengemis, kaum miskin maupun kaum marginal lainnya juga makin “rajin” menjelang lebaran. Mereka makin semangat meminta-minta, memanfaatkan momen kesalehan sosial sebagian orang yang memang meningkat selama Ramadhan. Mereka juga berlomba-lomba mendatangi rumah-rumah warga untuk meminta diberi zakat. Baik zakat harta atau setidaknya zakat fitrah para penghuni rumah yang didatangi. Tujuannya juga sama, mereka juga ingin berlebaran.

Ya.. lebaran… lebaran… lebaran…..

1 komentar:

AMISHA mengatakan...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut