Kamis, 29 Januari 2009

Peresmian Ponpes Gontor Cabang Sumatera Barat

Siapa yang tidak kenal Pondok Pesantren Gontor? Pesantren modern itu namanya sudah sangat dikenal ditingkat nasional, bahkan boleh jadi di manca negara. Institusi Pendidikan Islam ini telah banyak melahirkan tokoh ulama yang berpengaruh dan menjadi panutan umat. Tidak saja melahirkan ulama, Gontor juga banyak melahirkan tokoh nasional yang bergerak diberbagai bidang. Salah seorang diantaranya, ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nur Wahid. Nah, Pondok Pesantren Modern Gontor ini segera akan memiliki cabang di Provinsi Sumatera Barat. Tepatnya di Kecamatan Sulit Air Kabupaten Solok.

Selasa, 27 Januari 2009 lalu, Menteri Kehutanan MS. Kaban, didaulat untuk melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pondok modern Gontor Cabang Sumatera Barat tersebut. Selain dihadiri oleh para ulama Gontor, turut hadir dalam acara tersebut ; Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fawzi, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Budayawan Taufiq Ismail (yang merupakan putra asli Tanah Datar Sumatera Barat), Ustadz Yusuf Mansyur, serta para tamu undangan lainnya. Menurut rencana, Komplek Pondok Pesantren tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 7 hektar.

Dengan hadirnya Cabang Pondok Pesantren Gontor di Sumatera Barat, diharapkan Sumatera Barat kelak kembali melahirkan ulama-ulama besar yang tidak saja menguasai ilmu agama, tetapi juga mumpuni dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagaimana umumnya hasil didikan Gontor yang kita kenal selama ini. Animo masyarakat Sumatera Barat untuk mengirim putra-putri mereka menuntut ilmu ke Gontor memang cukup tinggi. Dengan keberadaan cabang ini, animo yang besar tersebut tentu akan lebih terakomodir.


Sebagaimana lazimnya tiap kegiatan yang dihadiri oleh Menteri Kehutanan, pada acara kali ini juga dilakukan kegiatan penanaman pohon. Para tokoh yang hadir, serta peserta acara lainnya, menanam berbagai jenis pohon di areal yang telah disediakan. Jenis bibit pohon yang ditanam antara lain; Andalas/Morus Macroura (yang merupakan salah satu jenis tanaman langka endemik Sumatera Barat), Mahoni dan Ketapang. Menhut berharap, kegiatan menanam benar-benar bisa membudaya ditengah-tengah masyarakat. Sebab, kegiatan menanam adalah ibadah yang mendatangkan pahala yang tidak putus-putus bagi yang melaksanakannya. Sebab dengan menanam, berarti kita telah berikhtiar memperbaiki kondisi lingkungan untuk menyelamatkan kehidupan. Dengan demikian, sebagai manusia kita telah melaksanakan misi ke-khalifah-an kita di muka bumi.

Tidak ada komentar: